Tuntutan zaman seiring dengan
perkembangan TIK
Karangan Rusman dkk (Kiri) Hamzah dan Nina (Kanan)
Teknologi
Informasi dan Komunikasi adalah teknologi yang memroses atau mengolah dan memproduksi
informasi serta menyebarluaskan atau mempublikasikannya, seperti Komunikasi
Media.
TIK
terdiri dari dua istilah, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
Teknologi Informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi dan pengelolaan informasi. Contoh:
komputer, kamera.
Teknologi
Komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses penyampaian
informasi dari pengirim ke penerima. Contoh:
blog/website, SmartPhone/Handphone.
Kemampuan yang di tuntut bagi penyelenggaraan
pendidikan berbasis TIK
Semakin meluasnya
kemungkinan penggunaan Internet dalam pendidikan dan pelatihan menuntut
pengelola pendidikan untuk mampu untuk mengintegrasikan teknologi web ke dalam
lingkungan belajar mulai dari fase desain, pengembangan, penerapan, dan
pemeliharaan. Setidaknya ada tiga pihak yang dituntut kemampuannya agar WBT bisa
terselenggarai yaitu pihak lembaga, pengelola, dan guru / dosen. Dalam hal ini
akan di jelaskan mengenai tuntutan kemampuan guru. Masih sekaitan dengan tuntutan
jenis untuk melakukan pendidikan yang berbasis web atau IT atau ICT (ketiga
jenis istilah tersebut merujuk pada arti yang sama yaitu penggunaan teknologi
jaringan), The National ofEducationalTechnology’s(NCET)
di Inggris mendaftar sejumlah elemen kompetensi guru untuk melakukan pendidikan
berbasis Web. Untuk bisa menyelenggarakan pendidikan yang berbasis web guru
harus memiliki:
- Memiliki sikap positif terhadap Teknologi Informasi (TI) (positiveattitudestoIT);
- Memahami potensi pendidikan dalam TI (understandingtheeducationalofIT);
- Mampu menggunakan TI dalam kurikulum secara efektif (abilitytouse IT effectively in curriculum);
- Mampu mengelola penggunaan TI di dalam kelas (abilitytomanage IT use in theclassroom);
- Mampu menilai penggunaan TI (abilitytotheevaluate IT use);
- Mampu meyakinkan adanya perbedaan dan kemajuan (abilitytoensuredifferentiationandprogression);
- Memiliki kemampuan teknis untuk menggunakan TI serta selalu memperbarui kemampuan yang telah dimiliki (technicalcapabilitytouseanappropriaterangeofIT resourcesandupdatetheseskilks). (Somekh dan Davis, 1997:12).
Sementara
itu, the
International Societyfor Technology in Education (ISTE) pada tahun 1999 merekomendasikan Foundation
in Technology for All Teracher: FoundationStandard (Low there et.al. 2000:132). Dalam standard ini mengindikasikan
bahwa para guru harus: Pertama, memiliki pemahaman umum dan kemampuan teknologi.
Kedua, mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan dalam kehidupan
profesional dan personal. Ketiga harus bisa mengintegrasikan teknologi ke dalam
kurikulum secara efektif.
TIK dan Sistem Manajemen Sekolah
Seiring
dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada
tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan
pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma
baru dalam pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas
kepada sekolah. Dengan kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah sehingga manajemen sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar
dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS
bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu,
efisiensi, inovasi, relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan dalam
rangka peningkatan mutu.
Untuk
mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk
membantu pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien. Ruud
(2005) menunjuk bahwa investasi TIK di sekolah-sekolah yang kemudian diikuti
dengan pengembangan kompetensi guru dan siswa dalam bidang TIK dapat
memperbaiki efektifitas pengelolaan sekolah serta meningkatkan kinerja
(performance) akademik tenaga kependidikan dan peserta didik. Hal ini dapat
dipahami karena penerapan TIK di sekolah akan memberikan kontribusi langsung
kepada peningkatan proses manajemen dan administrasi, peluang untuk
mengembangkan bahan ajar dan belajar mandiri, motivator bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuannya, dan sebagai alat untuk pengembangan profesi dan
mekanisme inovasi dalam sistem monitoring dan evaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
Uraian
di atas menunjukkan bahwa penerapan TIK di sekolah merupakan solusi yang paling
tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah termasuk keberhasilan penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pencapaian standar nasional
pendidikan (SNP). Dengan pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan dan stakeholders
lainnya dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien
untuk mendukung pencapaian standar nasional pendidikan dan proses
desentralisasi pendidikan di Indonesia.
Sekaitan dengan
pemanfaatan TIK untuk mendukung manajemen sekolah, kebijakan Depdiknas tentang
TIK yang tersurat dalam renstra Depdiknas perlu ditindaklanjuti dalam bentuk
langkah-langkah operasional oleh pemerintah daerah melalui Kantor Dinas
Pendidikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, bahkan pada tingkat satuan
pendidikan.
Dengan
demikian, kebijakan-kebijakan pendidikan yang dihasilkan dengan dukungan TIK
akan lebih baik dan tepat. Untuk menunjang hal tersebut, perlu dibangun sebuah
sistem manajemen pendidikan berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh semua
lembaga yang terkait dengan pendidikan.
Pada
tingkat satuan pendidikan, semua komponen yang terlibat dalam persekolahan
perlu merespon positif dan merealisasikannya secara bertahap. Bagi kepala
sekolah, usaha yang perlu dilakukan adalah mengupayakan terciptanya manajemen
sekolah berbasis TIK yang juga didukung oleh staf administrasi yang memiliki
kemampuan TIK yang memadai.
Manfaat TIK dalam Manajemen Sekolah
Penerapan atau
pengintegrasian TIK dalam sistem manajemen sekolah diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada seluruh pihak yang terkait di sekolah. Manfaat tersebut antara
lain:
- Manfaat bagi Pemerintah: (i) membantu tersedianya database yang akurat serta arus informasi yang efesien mengenai profil dan peta pendidikan di Indonesia, (ii) mempercepat pemerataan pencapaian standar nasional pendidikan, (iii) membantu pengendalian penyelenggaraan pendidikan
- Manfaat bagi Sekolah: (i) membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen dan operasionalnya, (ii) membantu sekolah dalam hal penyaluran informasi mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya, (iii) membantu sekolah untuk menyediakan sumber informasi yang mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa
- Manfaat bagi Guru: (i) membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang berbasis TIK , menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa, (ii) membantu guru untuk menyusun rencana pembelajaran termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang komprehensif dan mutakhir, (iii) memudahkan guru untuk memantau kemajuan belajar siswa, (iv) memfasilitasi guru untuk menyusun laporan dan mengkomunikasikannya dengan orang tua, (iv) membantu guru untuk melakukan penilaian hasil belajar berdasarkan authenticassessment
- Manfaat bagi orang tua: (i) memantau aktivitas dan hasil belajar anaknya di sekolah, (ii) melihat tugas-tugas dari sekolah yang diberikan kepada anak sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak, (iii) melihat berbagai program sekolah yang dapat diikuti oleh siswa, (iv) menjadi media interaktif antara sekolah, guru dan orang tua, dan (v) membantu pemantuaan proses pendidikan secara lansung
- Manfaat bagi siswa: (i) membantu siswa untuk terampil menggunakan TIK dalam kehidupannya, (ii) membantu siswa untuk melihat dan menelaah materi belajar per pertemuan, (iii) membantu siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan ujian yang diberikan oleh guru secara online, (iv) membantu siswa membangun kerja kolaboratif, (v) memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi
- Manfaat bagi komite sekolah: (i) memudahkan pengurus komite untuk memantau dan mengevaluasi program pendidikan di sekolah, (ii) memudahkan pengurus komite untuk berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah, (iii) memudahkan pengurus komite untuk terlibat dalam menyusun dan merancang program pengembangan pengelolaan sekolah dan peningkatan mutu pembelajaran.
Referensi :
Rusman,
dkk.2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Uno B. Hamzah, dan L.
Nina.2014. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi
Aksara